Ini Alasan Penulis Tak Berhenti Menulis Meski Sedang Bosan


Paul Angone, mengatakan bahwa delapan puluh persen penulis, berhenti menulis karena adanya tiga "godaan" di dalam hati mereka:

merasa karya tulisnya jauh dari yang diharapkan dan tidak sebagus karya penulis terkenal lainnya

merasa gagal saat naskahnya ditolak redaksi media

merasa menyerah dan ingin beralih profesi saja

Meski begitu, saya yakin ada banyak pula penulis yang tak berhenti menulis meski sedang bosan dan sebagainya. 

Salah satu alasannya, mereka sangat mencintai bidang pilihannya. Dengan menulis, ia merasa mendapatkan kebahagiaan batin. Bisa menuangkan ide kreatif sekaligus memberi inspirasi dan manfaat bagi orang lain.

Alasan lain, menulis dapat menjadi terapi jiwa, mirip saat orang lain melakukan piknik untuk mendapatkan penyegaran. Dapat pula menghibur hatinya yang sedang sedih, bahkan menenangkan hati yang sedang gelisah.

Selain itu, menulis akan membuka cakrawala berpikir dan mendorong penguasaan diri. Seseorang yang pandai mengelola emosi, sesungguhnya telah menjauhkan dirinya dari banyak masalah.

Chappy Hakim adalah anak dari wartawan Abdul Hakim (alm), pendiri kantor berita nasional ANTARA, yang semasa kecil sudah bercita-cita menjadi pilot.

Ibunya, Zubainar Hakim (alm), gemar membaca, termasuk bacaan berbahasa Inggris. Dan sampai di usia senjanya, masih menulis di majalah Femina. 

Latar belakang keluarga yang demikian, telah menumbuhkan cintanya kepada dunia literasi, sejak ia masih kecil.

Chappy Hakim menyelesaikan masa purnawira-nya dengan bintang empat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara pada 2005.

Pada masa kepemimpinannya, TNI AU paling banyak menghasilkan buku yang dipublikasi untuk kalangan luas, yaitu 161 judul. Buku-buku itu tersimpan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, pada ruang koleksi utama.

Chappy Hakim selaku Gubernur Akademi Angkatan Udara (1997-1999), bahkan menerapkan disiplin membaca dan menulis pada karbol TNI AU yang dididiknya.

Tahun 2017, menandai perayaan ulang tahunnya ke tujuh puluh, Chappy Hakim meluncurkan dan menyerahkan seratus buku kepada Angkatan Udara di Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma Jakarta. Saat itu saja, ia telah menerbitkan tiga puluh dua buku. Dan masih bertambah di tahun berikutnya.

Masa pensiun kakek empat cucu ini, diisi antara lain dengan rutin menulis kolom di berbagai media cetak maupun online. Ia juga aktif dalam Komunitas Penulis Penerbit Buku Kompas. 

Jika ditanyakan, mengapa ia tidak berhenti menulis di usia 71 tahun, Chappy menjawab ia sudah diajari cinta bacaan dan cinta buku oleh kedua orang tuanya. Bahkan ketika dirinya belum mengenal huruf, sang ibu selalu membacakan kisah-kisah menarik dari majalah.

BACA SELENGKAPNYA Tidak heran jika ia dikenal sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang cinta literasi. Dari sanalah energinya mengalir. Selengkapnya dapat dibaca pada: Chappy Hakim, dari Segara ke Angkasa, dari Prajurit ke Penulis dan Guru (diterbitkan Buku Kompas, 2017)


Tidak ada komentar untuk "Ini Alasan Penulis Tak Berhenti Menulis Meski Sedang Bosan"