Potensi Soft Power Indonesia Melalui Kuliner


Indonesia selain kaya akan suku dan budayanya adalah negara yang memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa mengingat setiap daerahnya memiliki kuliner khas. Keunggulan kuliner ini berpotensi menjadi sumber soft power dan penjaga kedaulatan budaya Indonesia. 


Keunggulan sebuah negara di peta dunia pada awalnya ditentukan oleh kekuatan militer dan ekonominya, dua hal yang disebut sebagai faktor hard power. Namun seiring perkembangan jaman, negara tanpa keunggulan militer dan ekonomi yang besar pun mampu tampil sebagai negara yang diperhitungkan di dunia. 


"Mereka muncul karena kekuatan soft power, kemampuan memenangkan hati dan pikiran publik internasional dengan memakai budaya diantaranya dengan kuliner atau yang dikenal sebagai gastrodiplomasi. Dan Indonesia bisa jadi negara besar melalui kekayaan kuliner yang beragam yang dimilikinya.

diantaranya:

1. Mie Aceh

Provinsi Aceh terkenal dengan Mie Acehnya. Mie kuning tebal dengan irisan daging disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Makanan ini benar-benar kaya bumbu

2. Sumatera Utara 

Makanan khas di Sumatera Utara khususnya Medan adalah Bika Ambon. Bika Ambon ini enak banget kadang juga dijual dengan rasa lain seperti durian dan keju. Rasanya manis dan lembut.

3. Sumatera Barat
Rendang

Sumatera Barat terkenal dengan makanan Padang yang berasal dari kota Padang. Makanan yang banyak rempahnya ini mempunyai rasa yang kuat. Rendang adalah salah satu masakan Padang yang menjadi favorit banyak orang Indonesiabahkan sampai luar negeri.

4. Jambi
Gulai ikan Patin 

Seperti Thailand, Vietnam atau Jepang. Thailand dengan dukungan penuh pemerintahnya melalui Global Thai Program yang mendorong pendirian restoran khas Thailand di berbagai belahan dunia hingga masakan Tom Yam jadi populer. 


Thailand adalah contoh pengembangan gastrodiplomasi yang menitikberatkan pada peran pemerintah. Model keterlibatan negara ini juga dianut oleh Taiwan dengan Dumpling Diplomacy dan Peru dengan Cocina Peruana Campaign. 


Langkah berbeda dilakukan oleh Vietnam yang lebih bertumpu pada jaringan diaspora Vietnam pemilik restoran khas Vietnam dan Jepang yang mengandalkan chef lulusan sekolah masakan Jepang. Peran negara dalam pengembangan gastrodiplomasi di kedua negara tersebut relatif minim.


Kesadaran menjadikan kuliner sebagai alat diplomasi sebenarnya sudah dimulai oleh presiden RI pertama, Ir. Soekarno yang memerintahkan dokumentasi kekayaan kuliner nusantara melalui penerbitan buku Mustika Rasa yang dirintis sejak tahun 1960. 


Lantas usaha ini baru diseriusi di era Presiden Joko Widodo yang mencanangkan empat pilar Diplomasi Indonesia yakni Diplomasi Kebudayaan, Diplomasi Olahraga, Diplomasi Film dan Diplomasi Makanan. 


Presiden menginginkan ada makanan Indonesia yang menjadi ikon nation brand. Dan sebenarnya kita sudah memiliki modal dengan ditetapkannya rendang sebagai makanan terenak di dunia versi CNN.


READ MORE Pentingnya promosi kuliner Indonesia dengan melibatkan semua aktor yang ada baik negara maupun non negara. Seperti Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri hingga Kementerian Perdagangan. Sementara aktor non negara yang bisa dilibatkan adalah Asosiasi Gastronomi Indonesia, organisasi diaspora Indonesia serta perguruan tinggi yang tentunya akan membuat Indonesia Menjadi Negara Soft Power di mata Dunia.


Tidak ada komentar untuk "Potensi Soft Power Indonesia Melalui Kuliner"